Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Gereja Dibakar. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Gereja Dibakar. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Selasa, 14 Juni 2016

Kisah sejuk umat muslim bantu gereja PART 1 : Ormas muslim AS galang dana bangun kembali gereja dibakar

- 0 komentar


Tiga organisasi muslim di Amerika Serikat menggalang dana untuk disumbangkan kepada beberapa gereja di wilayah Tennesse, Florida, dan Georgia pada Juli 2015.



Mereka tergerak setelah satu gereja milik komunitas kulit hitam rusak karena dibakar orang tak dikenal. Sebagian terbakar sambaran petir, tapi jemaat kekurangan dana.

baca juga : Di Pakistan, seorang Kakek Dipukuli karena Makan Sebelum Waktu Berbuka Puasa


Tiga ormas muslim itu berharap bisa mengumpulkan USD 50 ribu (setara Rp 660 juta) sebelum Idul Fitri, seperti dilansir Stasiun Televisi Al Arabiya, Kamis (9/7).

Kampanye online diberi nama 'LaunchGood' ini diinisiasi perwakilan Ummah Wide, Muslim AS anti-rasialisme, serta Asosiasi Arab Amerika. Umat muslim mengatakan bersimpati pada jemaat gereja.

Mereka makin bersemangat membantu setelah ada pembunuhan 9 jemaat gereja kulit hitam di Charleston.

"Serangan terhadap gereja-gereja ini turut mengecewakan saya sebagai orang kulit hitam. Ini merupakan waktu yang penuh tantangan bagi warga kulit hitam di AS," kata Fatimah Knight (23), umat muslim asal New York yang aktif merancang bantuan ini.

baca juga : Kisah sejuk muslim bantu gereja PART 2 : Warga muslim Kairo bantu pembangunan gereja Koptik

Asosiasi Nasional Pemberdayaan Warga Kulit Bewarna AS (NAACP) mengapresiasi solidaritas yang ditunjukkan umat muslim. Kasus kekerasan terhadap warga kulit hitam di Negeri Paman Sam menunjukkan tren meningkat.

Serangan terhadap gereja-gereja kecil maupun masjid di beberapa negara bagian AS juga relatif tinggi, dengan lima tempat ibadah mengalami perusakan saban pekan.

Kampanye tiga ormas muslim AS itu berhasil mengumpulkan lebih dari USD 38 ribu (Rp506 juta) hasil dukungan lebih dari 600 donor.

sumber : disini
[Continue reading...]

Kisah sejuk muslim bantu gereja PART 5 : Warga muslim di Pakistan ikut kerja bakti bangun gereja

- 0 komentar

Penduduk Desa Khalsabad, Kota Gojra, Provinsi Punjab, Pakistan, sedang bahu-membahu membangun sebuah gereja. 

Upaya ini justru dilakukan lebih giat oleh warga mayoritas muslim di desa itu. Selain ikut kerja bakti bersama penganut Kristen, umat muslim di Khalsabad sekaligus menggalang dana.

BBC melaporkan, Minggu (12/6), sedikitnya 143 orang warga muslim sudah mendonasikan uangnya untuk pendirian gereja. Sementara pemeluk Kristen di desa itu hanya 70 orang.

Dilawar Hussain, penjaga toko yang beragama Islam, mengaku tak keberatan menyumbangkan uang untuk pembangunan gereja. "Bangunan ini sama-sama rumah Allah," ujarnya.

Warga lain, Muhammad Asif, ikut bekerja menyusun pondasi gereja serta melapis bata. Membantu tetangga baginya merupakan perintah agama. "Kami punya masjid, tapi tetangga Kristen kami selama beberapa waktu tidak punya tempat. Mereka berhak beribadah di gereja," kata Asif.

Romo James Paul, asisten uskup yang membawahi gereja-gereja termasuk di Khalsabad, merasa terharu melihat kerja sama warga muslim-kristen. "Beginilah seharusnya manusia hidup, saling bantu membantu," ujarnya.

Dikutip dari Daily Pakistan, gereja di Khalsabad hancur tahun lalu akibat terjangan banjir. Umat Kristen awalnya beribadah di rumah masing-masing.

baca juga : Kisah sejuk muslim bantu gereja PART 1 : Ormas muslim AS galang dana bangun kembali gereja dibakar


Dua bulan lalu, perwakilan umat Islam justru aktif menawari pendirian gereja baru agar warga Kristen bisa beribadah lebih khusyuk. Romo Paul berharap tindakan warga Gojra bisa menghapus citra Pakistan yang buruk soal toleransi beragama.

sumber : disini
[Continue reading...]

Sabtu, 29 Oktober 2016

60 tahun GKI di Papua dinodai dengan kerusuhan di Manokwari

- 0 komentar

Menandai 60 tahun Gereja Kristen Injili (GKI) di Papua dinodai dengan kerusuhan di Manokwari kendati pihak Kepolisian telah berhasil mengendalikan situasi pasca aksi massa berdarah 26 Oktober.

Dalam aksi massa itu seorang meninggal, sejumlah orang terluka, termasuk Danramil. Pos polisi dirusak, enam sepeda motor dibakar dan ada upaya massa untuk membakar sejumlah kantor.

Kronologi peristiwa berdarah itu masih belum jelas akibat adanya berbagai versi. Satuharapan.com mendapatkan sejumlah data yang masih memerlukan verifikasi.

Peristiwa itu terjadi pada 26 Oktober yang adalah hari libur resmi di Tanah Papua, termasuk di Manokwari. Hari itu diperingati sebagai hari lahirnya GKI di Tanah Papua 60 tahun silam – 26 Oktober 1956.

Namun, kata Yan Christian Warinussy, direktur LP3BH Manokwari, hari bersejarah ini dinodai oleh peristiwa yang menyedihkan. 

Awalnya adalah ketika seorang anak muda bermarga Pauspaus asal Fakfak mengalami tindakan kekerasan. Ia ditikam dengan pisau oleh dua orang pelaku yang diduga berasal dari Sulawesi Selatan (Bugis Makassar) di seputaran kawasan Sanggeng-Manokwari.

Akibatnya, sejumlah kerabat dan teman dari korban tidak terima dan melakukan pemalangan jalan Yos Sudarso dengan cara membakar ban serta melakukan tindakan hendak mencari sang pelaku penusukan/penikaman tadi.

Aparat kepolisian dari Polres Manokwari yang didukung oleh Brimob Polda Papua Barat dan personel polisi Polda Papua Barat, dipimpin langsung Kapolda Papua Barat, Brigjen Pol Royke Lumowa, langsung turun mengamankan situasi.

Tapi, menurut Yan Christian, berdasarkan informasi dari warga sipil di kawasan Sanggeng, aparat polisi kemudian melakukan tindakan menembak secara membabi-buta hingga mengakibatkan jatuh korban di pihak warga sipil Sanggeng.

Menurut informasi warga yang belum diverifikasi, terdapat 7 (tujuh) korban luka tembak senjata api, salah satunya Ones Rumayom, 45, yang kemudian meninggal. Selebihnya, Erik Inggabouw, 18, dan 5 (lima) orang lain yang masih diidentifikasi identitasnya.
Mereka berenam saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Dr. Ashari – Biryosi, Manokwari-Papua Barat.

Meninggal bukan karena tembakan

Sementara itu keterangan pihak Kepolisian Papua Barat mengatakan bahwa berita yang beredar mengatakan korban penikaman ususnya terurai, tidak benar. Luka yang benar adalah di punggung. Saat ini korban masih dirawat di RS AL Manokwari.

Menurut polisi, peristiwa bermula dari korban, Vijay Pauspaus, makan di warung kaki lima. Ia dikatakan membuat kekacauan dengan tidak membayar dan merusak warung.

Pada perkembangannya ada kesanggupan dari korban untuk membayar tetapi sudah terlanjur terjadi kesalahpahaman.

Warga sekitar warung menegurnya, tetapi tidak digubris. Akhirnya terjadi perkelahian yang mengakibatkan luka tusuk pada korban.

Warga Sanggeng yang merupakan daerah asal korban, marah mendengar kejadian itu lalu melakukan penyerangan terhadap polisi/patroli rayon. 

Pos dirusak, enam sepeda motor dibakar. Massa pun dilaporkan mencoba membakar kantor BRI dan bangunan di sekitarnya.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah menginstruksikan jajarannya untuk mencari pelaku penembakan. Dipastikan Tito pelaku penembakan akan diproses jika terbukti melakukan pelanggaran hukum.

“Tentunya, termasuk proses penembakan tersebut oleh siapa, sesuai prosedur atau tidak. 

Kalau ada pelanggaran hukum kita akan proses, kalau ada penegakan disiplin kita akan tegakan, kalau dia melakukan pembelaan diri kan lain lagi,” kata Tito di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (27/10), seperti dilansir Satuharapan.com.

sumber : disini
[Continue reading...]
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © . TAKUdaGEMA - Tak Kulihat dari Gereja Mana - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger